CARA PENGGUNAAN BLOWER

Solder uap berguna untuk mengangkat, memasang, mencetak dan mensolder ulang komponen, baik SMD (kelabang), BGA (bola-bola timah) maupun komponen-komponen kecil lainnya. Proses mensolder ulang atau memanasi kaki IC adalah untuk memperbaiki kaki-kaki ic yang mungkin kurang melekat pada PCB dan bukan untuk memperbaiki IC yang rusak. Suhu dan tekanan udara pada solder uap harus diperhatikan agar tidak merusak PCB, dalam penggunaan solder uap diperlukan kecermatan, ketelitian kesabaran dan ketepatan. Cara memegang solder uap harus kuat dan tegak lurus pada komponen yang menjadi target solder.



CARA PENGGUNAAN BLOWER HOT AIR / SOLDER UAP.
Blower merupakan salah satu varian dari Solder. Disebut blower Hot Air karena proses penggunaannya menggunakan udara. Pada blower standar yang digunakan dalam praktikum, terdapat 2 pengaturan. Pengaturan pertama merupakan kekuatan panas (heating) yang akan dikeluarkan melalui mata solder, dan pengaturan yang lain merupakan tekanan (kekuatan hembusan) udara yang akan dipancarkan. Kedua pengatur ini bekerja secara linier satu sama lain. Semakin tinggi suhu udara yang dipancarkan, akan bertambah kuat lagi jika dinaikkan tekanan udara yang akan dikeluarkan.

CARA PENGGUNAAN BLOWER HOT AIR / SOLDER UAP.

Penggunaan blower ini cukup sederhana. Dalam aplikasi proses penyolderan komponen, cara memegang blower persis sama dengan cara memegang solder biasa. Kelebihan utama dari blower ini adalah melelehkan timah dengan udara yang dikeluarkan, bukan dengan batang besi yang digunakan pada solder biasa. Adapun cara penggunaan blower ini adalah:

  1. Pasang kabel Power ke Listrik PLN Tekan Tombol pada posisi ON, untuk menjalankan fungsi blower. 
  2. Setelah Blower Hidup, kita dapat mengatur pengaturan yang terdapat pada blower. 
  3. Pengaturan pertama merupakan Heating (panas/suhu), sedangkan yang kedua merupakan pengaturan tekanan udara yang akan dikeluarkan. 
  4. Putar pengaturan panas pada suhu yang diinginkan, seperti 200 derajat C. Suhu 200 derjat C akan dihasilkan, tetapi tidak akan dirasakan pada ujung solder jika tekanan udara yang dikeluarkan berada diposisi 0. 
  5. Untuk Blower Digital, Atur suhu dengan menekan tombol UP dan DOWN. Tekanan udara diatur dengan cara diputar. 
  6. Atur tekanan udara sesuai keinginan, seperti pada posisi 1, 2, 3 atau yang lainnya. 
  7. Udara 200 derajat C akan dihembuskan dan dapat dirasakan panas yang dikeluarkan. Dalam keadaan seperti di atas, blower dapat digunakan untuk keperluan yang diinginkan. 
  8. Penggunaan blower sangat tergantung kepada jenis perangkat yang akan disolder, karena akan sangat berhubungan dengan setingan panas dan tekanan udara blower. 
PENGATURAN BLOWER HOT AIR / SOLDER UAP

  1. Menghilangkan cairan (mengeringkan) 100-200 derajat, tekanan udara 8 (kencang)
  2. Memanaskan/mencairkan timah dari posisi atas 350-400 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan)
  3. Memanaskan/mencairkan timah dari posisi bawah 350-400 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan)
  4. Mengangkat dan memasang komponen 350-400 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan) Mengangkat Flexibel dari PCB 250-300 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan)
  5. Mengangkat komponen plastik 250-275 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan)
  6. Mencetak kaki IC 350-400 derajat, tekanan udara 3 (pilih yg paling pelan)


CARA MENGGUNAKAN BLOWER UNTUK MEMBUKA IC SMD


  1. IC SMD adalah IC yg kakinya tidak masuk dalam lubang PCB, tapi menempel langsung di atas papan PCB. Seperti pada petunjuk sebelumnya, kita dapat menggunakan blower unutk membuka kaki IC yang tidak dapat dibuka dengan solder biasa. IC-IC ini banyak terdapat pada perangkat komputer, Handphone, dan perangkat teknologi lainnya.
  2. Seting blower sesuai dengan kebutuhan komponen yang akan dibuka.
  3. Persiapkanlah sebuah pinset untuk memegang/menarik komponen yang akan kita buka.
  4. Oleskanlah cairan anti panas (FLUX yg Kental) pada rangkaian atau komponen yang akan di blower, seperti Permukaan IC yang akan dibuka.
  5. Gunakanlah blower untuk melelehkan timah-timah yang menempel pada kaki IC dan papan rangkaian. Arahkan mata blower ke kaki-kaki tersebut.
  6. Semprotkan udara blower hinga Timah benar-benar meleleh, jangan tarik komponen dengan pinset terlalu kuat, karena akan mengakibatkan rusaknya jalur timah pada papan rangkaian.
  7. Setelah timah benar-benar meleleh, goyang badan IC tersebut dengan pinset, kemudian angkat dengan pinset / Vacum Pen.
  8. Proses pembukaan IC pun telah selesai.

    Baca Selengkapnya "CARA PENGGUNAAN BLOWER"

    Membeli Proyektor Sesuai Kebutuhan

    BRIGHTNESS (Lumens)
    Brightness pada projector ditandai dengan Lumens, apabila nilainya semakin tinggi, maka brightness-nya juga akan semakin tinggi pula. Kisaran Lumens berkisar antara 800 – 4000 lumens.

    CONTRAS RATIO

    Contrast ratio adalah istilah untuk perbedaan intensitas cahaya antara brightest white dan darkest black. Tingkat ratio yang tinggi, sepeti 400:1 menandakan bahwa projector mempunyai tingkat representasi warna yang lebih baik dibanding dengan tingkat contrast ratio 150:1.

    1. Untuk Sekolah

    Memakai : > 2000 lumens

    Ini direkomendasikan untuk memilih projector yang mempunyai lumens lebih dari 2000 lumens sebagai keperluan di kantor maupun di sekolah. Karena pada beberapa kasus, sedikit penerangan dibutuhkan untuk audience dapat menulis dan membaca catatan mereka saat presentasi berlangsung. Oleh karena itu projector yang mempunyai tingkat brightness sangat tinggi diperlukan.

    Untuk ruangan yang lebih besar seperti gedung pertemuan maupun ruang konferensi, projector yang mempunyai paling sedikit 2500 lumens akan lebih ideal.

    Memakai: 300:1 sampai 400:1

    Sebagian besar kebutuhan sekolah dan kantor hanya membutuhkan sedikit representasi warna, tingkat conrast ratio yang rendah dapat diambil untuk kebutuhan ini, seperti 300:1 ataupun 400:1.

    2. Untuk Home Theater

    Memakai: 800 sampai 1000 lumens

    Instalasi projector pada home theater tidak membutuhkan brightness yang tinggi, karena hampir seluruh home theater digunakan di ruangan yang tingkat pencahayaannya sedikit. Lumens sebesar 800 – 1000 lumens cocok digunakan untuk home theater.

    Home theater memakai: 1000:1 to 2000:1

    Untuk menyaksikan film, contrast akan menjadi sebuah elemen yang sangat penting karena akan memperlihatkan tiap detil bagian dari gambar pada film. Oleh karena itu dibutuhkan tingkat contrast ratio yang tinggi antara 1000:1 sampai 2000:1 idealnya.


    3. Maximum Compressed Resolution

    Gambar yang memiliki resolusi tinggi akan mempunyai ketajaman dan kualitas gambar yang tinggi pula. Beberapa jenis resolusi yang ada antara lain:

    SVGA (Super Video Graphics Array) – 800 x 600 (480,000 pixels)

    XGA (Extended Graphics Array) – 1024 x 768 (786,432 pixels)

    SXGA (Super Extended Graphics Array) – 1280 x 1024 (1,310,720 pixels)

    UXGA (Ultra Extended Graphics Array) – 1600 x 1200 (1,920,000 pixels)

    Kebanyakan presentasi menggunakan SVGA / XGA


    4. Lamp Life (Umur Lampu)

    Harga sebuah lamp mencerminkan seberapa lama lampu tersebut dapat dipakai sebelum penggantian harus dilakukan. Semakin mahal harga lampu tersebut, semakin lama juga waktu yang kita dapat sebelum penggantian selanjutnya.



    Kami merekomendasikan untuk memilih projector yang menyediakan lamp life selama kurang lebih 2000 jam. Beberapa projector mempunyai brightness yang berbeda, dan itu akan berpengaruh terhadap ketahanan lampu suatu projector. Semakin rendah brightness yang di distribusikan semakin lama pula umur lampu yang didapat.


    5. Projection Screen Size And Range

    Salah satu keuntungan utama penggunaan projector dibandingkan dengan TV plasma adalah layarnya yang sangat besar. Projector dapat menampilkan gambar dari ukuran 40” menjadi 300” dan memberikan kualitas gambar yang nyata. Besar proyeksi pada screen bergantung dengan jarak antara projector dan screen. Semakin jauh projector diletakkan semakin besar gambar yang ditampilkan.

    6. Video Signal Input

    Sebagian besar projector menawarkan beberapa jenis metode input yang berbeda-beda
    VGA (Analog) connector – digunakan untuk menhubungkan dengan notebook/PC.
    DVI (Digital) connector – digunakan untuk menghubungkan graphic card seri terbaru yang mensupport digital connection.
    Video S-Video – digunakan untuk sambungan ke DVD, VCR dan juga Camcorders.
    HDTV connectors – digunakan untuk koneksi dengan media yang mensupport High Definition Format seperti DVD player ataupun konsol game seperti Xbox.
    Baca Selengkapnya "Membeli Proyektor Sesuai Kebutuhan"

    Mengenal Proyektor

    TIPE PROJECTOR DAN CARA KERJANYA

    Jika anda bertanya pada salesman saat anda akan membeli projector, anda akan diberitahukan beberapa jenis projector yang berbeda yang mereka jual. Tidak ada pengetahuan sama sekali tentang projector, dapat memungkinkan anda akan membeli projector yang tidak sesuai dengan kebutuhan anda maupun kemampuan dana anda. Untuk itu alangkah baiknya anda mengetahui sebagian besar tentang beberapa jenis projector yang berbeda-beda.

    LCD: Liquid Crystal Display



    Untuk projector yang berbasis LCD, pengolahan citra disaring melewati filter yang melalui tiga warna primer merah, hijau, biru (RGB). Tiap-tiap dari citra yang masuk ke filter dipancarkan ke LCD panel untuk di proses lagi. Pixel-pixel pada LCD panel akan di aktifkan atau di non-aktifkan (sebagian atau seluruhnya) untuk melakukan pemerataan brightness dan warna yang akan diperlukan untuk ditampilkan. Sebagai contoh, untuk menampilkan warna ungu, maka LCD panel warna hijau akan di non-aktifkan dan kemudian citra diolah menggunakan LCD panel warna biru dan merah sehingga dapat terbuat warna ungu yang ingin ditampilkan.



    Teknologi ini telah di pakai sejak lama dan sudah cukup berkembang dengan baik. Oleh karena itu LCD projector adalah tipe projector yang paling dominan dan paling sering dijumpai di pasaran. LCD projector sudah memiliki kualitas yang cukup baik dalam menghasilkan gambar untuk sebagian besar aplikasi yang ada.

    DLP: Digital Light Processing




    Teknologi DLP dikembangkan oleh Texas Instruments, dengan basis teknologi Digital Micromirror Device (DMD) chip yang terbuat dari jutaan cermin super kecil. Tiap cermin digunakan untuk tiap pixel pada screen. Citra yang masuk kemudian akan diolah ke dalam color wheel/disc dengan basis warna merah, hijau, dan biru (RGB). Setelah itu citra melalui DMD, dan setiap cermin akan mereflesikan dalam berbagai sudut dengan kecepatan yang sangat cepat citra-citra warna yang dibutuhkan dalam penampilan suatu gambar pada screen.



    Dengan perbandingan dan resolusi yang sama, sebenarnya projector ini akan menampilkan gambar dengan pixel dan contrast yang lebih tinggi dibandingkan dengan LCD projector. Oleh karena itu mengapa anda harus mengeluarkan uang yang lebih untuk membawa pulang projector ini. Karena DLP projector hanya menggunkan single DMD chip untuk memproses gambar, maka projector ini dapat dikemas dengan bentuk yang lebih ringkas dan kecil, rata-rata beratnya tidak mencapai 1 kg

    LCoS: Liquid Crystal On Silicon



    Banyak orang melirik projector ini karena pada projector ini digunakan penggabungan antara LCD dan DLP teknologi. Seperti pada LCD projector, citra yang masuk akan diolah pada suatu filter dengan basis warna merah, hijau, dan biru (RGB). Kemudian citra akan masuk ke liquid crystal panel yang akan merefleksikan warna-warna dan brightness yang dibutuhkan untuk menampilkan gambar seperti pada DMD chip.



    LCoS merupakan projector terbaik dalam menghasilkan tampilan gambar pada screen dibanding jenis projector lain. Namun dari semua jenis projector yang beredar di pasaran, LCoS projector merupakan jenis projector paling mahal dan paling berat.

    KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

    Setelah melihat dan mengetahui beberapa jenis projector yang ada, apakah anda tetap masih bingung memilih mana yang paling cocok untuk anda? Semua teknologi mempunyai keuntungan dan kerugian masing-masing. Begitu pula dengan LCD, DLP dan LCoS juga mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.
    Baca Selengkapnya "Mengenal Proyektor"

    Mengenal CCTV




    1. Apa beda CMOS dan CCD Kamera ?
    CMOS (Complementary Metal Oxide Silicon) sensor memiliki sensivitas 10x lebih kecil dari sensor CCD (Charge Couple Device). Seperti kita ketahui, mata manusia normal mampu melihat object dengan tingkat cahaya dibawah 1 lux. Sementara CCD sensor umumnya bekerja lebih baik dari mata manusia normal pada range : 0.1 ~ 3 lux, dan 3 hingga 10 kali lebih baik dari sensivitas sensor kamera CMOS yang memiliki tingkat sensivitas terhadap cahaya sebesar 6 ~ 15 lux. CMOS sensor juga memiliki noise 10x lebih buruk dari kamera CCD. Semua kamera untuk penggunaan profesional menggunakan sensor CCD. Saat ini CMOS sensor hanya digunakan pada boneka mainan atau ‘very-low-end’ security. Harga yang ditawarkan kamera CMOS memang jauh dibawah CCD kamera, bahkan bisa 5 kali lebih murah.

    2. Apakah F2.0, f 3.4mm ?, Bagaimana cara kita memilih lensa yang baik ?
    F artinya aperture dari lensa, dan f adalah focal length dari lensa yang digunakan. Dalam hal ini lensa dengan F2.0 mampu mengumpulkan setengah dari sinar yang mampu diterima mata manusia normal. f3.4mm berarti sudut pandang yang kita miliki sekitar 60 derajat pada kamera dengan lensa 1/4 CCD dan sekitar 80 derajat pada kamera yang menggunakan lensa 1/3 CCD. Yang mana sudut pandang 90 derajat ini mendekati dari sudut pandang mata manusia. Dengan sepasang mata, manusia mampu melihat sudut pandang sebesar 150 – 180 derajat. Saat ini kamera yang paling ekonomis adalah dengan F2.0 dan f 3.4~4. Dimana ukuran ini sangat umum digunakan dalam industri CCTV. Perlu diketahui baik atau buruk suatu lensa tidak hanya tergantung dari nilai F dan f saja. F2.0 artinya F stop adalah 2:1. F1.4 berarti F stop adalah 1.4:1, dimana F1.4 akan mengumpulkan sinar 2 kali lebih baik dari F2.0. Rumus umum yang digunakan adalah 2 pangkat 2 = 4, dan 1.4 pangkat 2 = 2. Dimana nilai 4 adalah 2 x dari nilai 2. Berarti F1.4 = 2 kali lebih baik dalam mengumpulkan sinar dibanding F2.0. Dengan kata lain F1.0 adalah 100 x lebih terang dari F10.0. Semakin kecil nilai F, maka semakin bagus lensa tersebut dan tentu harga lensanya akan jauh lebih mahal. f3.4mm artinya focal length dari lensa adalah 3.4mm, dimana lensa akan memfokuskan objek sejauh 3.4mm dari titik pusat lensa. Semakin besar f dari lensa, semakin kecil sudut pandang lensa tersebut. Lensa dengan f8 hingga f80 mm umum digunakan dalam teleskop, lensa dengan f2~4 umumnya memiliki sudut 40 hingga 80 derajat dan paling mendekati mata manusia. Lensa dengan f1~2 mm umumnya dikenal sebagai lensa dengan layar lebar. Saat ini, kami menjual CCTV dengan lensa bervariasi antara 2.5mm ( pandangan lebar ), 3.4 mm, 4 mm hingga 12 mm untuk fixed lens. Untuk varifocal lens, kami menjual lensa dengan focal length yang bervariasi.

    3. Apakah minimum illumination dan sensivitas dari kamera itu ?
    Minimum Illumination adalah cara kita mengukur sensivitas dari kamera, dengan kata lain seberapa gelap ruangan masih bisa dilihat. Saat gelap total, sensivitas dari ruang itu adalah 0 lux. Untuk menampakkan gambar saat sensivitas ruangan adalah 0 lux, maka digunakanlah infra red (IR) kamera. Kamera dengan spesifikasi 1 lux, F10 memiliki sensivitas yang sama dengan kamera 0.01 lux dan F1.0 ! Jelaslah bahwa kamera dengan sensivitas lebih rendah lebih mampu menghadirkan gambar dan tentu harganya akan lebih mahal.

    4. Apakah Sony 1/3 CCD, Sony 1/4 CCD, Sharp 1/3 CCD dan Sharp 1/4 CCD itu ?
    Faktor yang sangat-sangat menentukan kualitas suatu CCTV adalah chipset yang digunakan. Saat ini Sony dan Sharp adalah 2 perusahaan terkemuka yang sudah sangat berpengalaman dalam membuat Chipset untuk CCTV. Pilihan kami menjual 2 jenis chipset adalah karena kualitas dan tentu nama besar mereka yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Umumnya 1/3 CCD memiliki bidang sensor yang lebih besar dari 1/4 CCD, kualitas gambar dari 1/3 CCD juga lebih baik dibanding 1/4 CCD.Jelaslah setelah anda mengetahui hal dasar dari pemilihan kamera tersebut, anda bisa menentukan kamera yang menurut anda terbaik. 
    Baca Selengkapnya "Mengenal CCTV"

    Resetter Epson L100

    Resetter Epson L100 dan Cara Penggunaannya :
    1. Nyalakan Espon L100 dan pastikan Espon L100 sudah connect dengan komputer dan terinstall drivernya.
    2. Kemudian jalankan Resetter Epson L100, dengan dobel klik file "AdjProg cracked.exe"
    3. Klik "accept" >> "Particular Adjusment Mode" >> Pilih "Waste ink pad Counter reset" >> klik "Check" >> centang "main pad counter, FL box counter, Ink tube Counter", kemudian klik "Initialization" >> "Finish".






    4. Langkah selanjutnya matikan Epson L100, kemudian lepaskan kabel powernya.
    5. Langkah terakhir pasang kembali kabel power printer dan nyalakan, tunggu beberapa saat sampai Epson L100 dan Epson L100 akan kembali normal.




    Download Software Resetter Epson L100
    Baca Selengkapnya "Resetter Epson L100"